Kamis, 18 September 2008

motor sport 125cc mengalahkan kecepatan ninja 250r

Aprilia RS125 Raja 125c

apriliajorgelorenzo.jpg

Siapa yang tidak kenal motor Aprilia? Meski populasinya terbilang sangat sedikit yang beredar di tanah air tetapi kepopuleran motor buatan italia ini tidak kalah dibanding motor buatan Jepang yang memiliki populasi jauh lebih banyak. Berbeda dibanding produsen motor lainya semisal Honda, Yamaha Kawasaki bahkan Ducati sekalipun yang mendapat kepopuleran melalui iklan maupun produk motor jalan rayanya, Kepopuleran motor aprilia di Indonesia maupun di negara lainya di diperoleh murni dari keikut sertaan mereka di ajang balap motor. Sebut saja Max Biaggi, Valentino Rossi maupun Tony Elias bahkan hampir semua pembalap yang sukses di ajang balap MotoGp pernah merasakan menjadi juara di atas motor Aprila.

Motor Sport Tulen

Dibanding varian RS 125 terdahulu, RS 125 keluaran tahun 2006 memiliki perbedaan yang signifikan. Tidak hanya merubah striping tetapi seluruh penampilan motor berubah total. Mulai dari Fairing yang merupakan replika dari Aprilia RSV Mille hingga penggunaan velg “Y” hanyalah sebagian kecil perubahan yang dilakukan Aprilia pada varian RS 125. Penggunaan sasis full alumunium berwarna krom hingga fairing model baru yang membungkus rapi mesin RS 125. Buritan berbentuk tawon ciri has Aprilia ditinggalkan. Kini buritan RS 125 persis menyerupai buritan RSV Millie Nera.

Mesin 124,8cc memang terkesan kecil tetapi mesin yang menggunakan karburator dell”orto 54×54 tersebut mampu mengeluarkan tenaga sebesar 34 hp pada 9500 rpm serta torsi sebesar 28nm pada 8000 rpm sehingga jangan heran jika akselerasi motor ini mampu menyamai akselerasi Ferarri F360 modena yaitu 4,5 detik untuk mencapai kecepatan 0-100km/jam,

Suspensi depan upside down bawaan Aprilia dan sasis alumunium serta ban depan berukuran 110/70×17 dan ban belakang berukuran 150/60×17 membuat pengendara Aprilia RS 125 leluasa bermanuver baik pada lintasan lurus maupun tikungan tajam. Seperti motor sport buatan Aprilia pada umumnya, RS 125 merupakan Circuit and Racing ready sportbike. Sehingga bila sewaktu waktu pemilik motor ingin membawa motornya untuk berpartisipasi dalam balapan di sirkuit bisa dikatakan tidak ada perubahan signifikan yang perlu dilakukan kecuali mengganti fairing depan racing dan melepas piranti penerangan. Selain itu sepertinya tidak ada yang perlu dilakukan, kecuali bersiap siap untuk mengikuti balapan.

Satu lagi yang menarik pada RS 125 adalah penggunaan spedometer analog digital. Tetapi berbeda dengan analog digital pada Bajaj Pulsar ataupun Satria 150 Fu yang hanya asal analog ditambah digital. Pada RS 125 Speedometer digital juga berfungsi sebagai OBC atau on board computer yang biasa terdapat pada mobil mewah eropa. Fungsinya tidak hanya memberitahu kecepatan, jumlah bensin ataupun sisa jarak tempuh. Tetapi OBC pada RS 125 memiliki fungsi sebagai telemeteri dan penghitung lap - tidak terlalu berguna pada penggunaan harian, namun jika digunakan dalam sirkuit OBC pada RS 125 merupakan sebuah anugrah yang tak ternilai harganya.

Untuk keperluan sehari hari, ternyata RS 125 cukup bisa diandalkan. Meski sindrom pegal-pegal pada pergelangan tangan masih terjadi, tetapi jok baik bagi pengendara maupun penumpang ternyata cukup nyaman. Karena busa pada jok RS 125 lebih tebal dibandingkan jok pada NSR 150 Sp, Ninja RR apalagi Mito. Knalpot terletak di sebelah kiri dilapisi silincer alumunium berukuran besar, sehingga ketika di gas penuh justru raungan merdu mirip motor 4 tak lah yang terdengar bukan jeritan melengking ciri khas mesin 2 tak. Dalam keadaan standard saja RS 125 mampu memenuhi standar emisi EURO II. Dengan sedikit penyesuaian pada catalic converter maka standar emisi EURO III dapat dilewati oleh RS 125.

aprs4.jpg

Hanya bisa ditandingi oleh Cagiva Mito

Kalaupun ada produk yang mampu menandingi kedigdayaan Aprilia Rs 125 hanyalah Cagiva Mito 125. Itu pun dikarenakan Rancang bangun Cagiva Mito menggunakan basis Ducati 916. Disamping itu bila dibandingkan kesuksesan Aprilia RS125 di ajang grand prix, bagaikan langit dan bumi. Meski sempat di perkuat Valentino Rossi pada musim balap 1994 keikutsertaan Cagiva Mito di ajang balap 125 terbilang gagal total, tidak heran pada tahun 1996 hingga saat ini Cagiva absen pada ajang grand prix.

Penampilan RS 125 jauh lebih futuristis dibandingkan penampilan Mito 125, mengingat perbedaan kedua jenis motor terpaut 12 tahun lebih. Disamping itu meski memiliki tenaga yang lebih kecil dibandingkan Mito (37hp), RS 125 mampu menyalurkan tenaga ke roda belakang secara merata dan halus. Amat berbeda dengan Mito yang terkesan liar dan meledak ledak. Untuk urusan warna dan striping, RS 125 lebih bervariatif. Mulai dari warna hitam merah, putih hitam, silver abu abu hingga Jorge Lorenzo replika dengan tulisan Spansish no1 seolah olah memberi tahu calon konsumen RS 125 bahwa motor buatan mereka tidak perlu repot repot untuk dimodifikasi.

Harga Motor Aprila RS 125 memang sedikit lebih mahal dibanding motor sport jepang pada umumnya. Namun harga $6000 AUD atau sekitar 42 juta rupiah merupakan tawaran menarik, mengingat harga Mito 125 saja mencapai $6500 AUD. Penampilan segar Aprilia 125 dan banyaknya opsi pilihan warna sepertinya merupakan pilihan yang menggiurkan bagi penggemar motor sport di tanah air.

italian-war.jpg

Tidak ada komentar: